MAKALAH
BHS. INDONESIA
OLEH:
NAMA KELOMPOK 3 (1.C)
ANUGRAH PRATAMA
ANDI ANGGARA
FATHURRAHMAN
NURHALISAH
HALIJAH
REZKI NANANG
ZULFADILLAH
IRMAWATI
ANDI HIKMAL
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini
kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah BAHASA INDONESIA Dalam
membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki.
Kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi. Kegiatan
penyusunan makalah ini memberikan kami tambahan ilmu pengetahuan yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan kami. Dan bagi para pembaca makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.
Barru, 23 November 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..
1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
3
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang……………………………………………………………….. 4
- Rumusan Masalah…………………………………………………………… 4
- Tujuan..................……………………………………………………………..
4
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian
atau Definisi Kemiskinan..............................................................5
2.
Penyebab
Terjadinya kemiskinan...................................................................5
3.
Kemiskinan
sebagai Masalah Sosial................................................................6
4.
Dampak
yang Ditimbulkan Akibat Kemiskinan..............................................7
5.
Cara
Mengatasi Masalah Kemiskinan..............................................................7
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan……………………………………………………………………...9
- Saran……………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya senantiasa tidak terlepas dari benturan-benturan antara lain
nilai dan norma sosial dengan keterbatasan kemampuan dan sumber-sumber
kebutuhan yang diperebutkan. Jika nilai-nilai atau unsur-unsur kebudayaan pada
suatu waktu mengalami perubahan, dimana anggota-anggota masyarakat terasa
terganggu atau tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya melalui kebudayaan tadi,
maka timbul gejala-gejala sosial yang meresahkan masyarakat yang disebut dengan
masalah sosial. Masalah sosial dapat berupa kebutuhan-kebutuhan sosial maupun
biologis. Masalah sosial dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan pergaulan
dalam masyarakat, sedangkan kebutuhan biologis disebabkan kebutuhan-kebuuhan
biologis tersebut sulit atau tidak bisa lagi dipenuhi, seperti kebutuhan makan,
minum, dan sebagainya.
Menurut pendapat Harold A. Phelps dalam
Abdulsyani(1994:183), ada 4 sumber timbulnya masalah sosial, yaitu:
1. Yang berasal dari faktor-faktor
ekonomis,antara lain termasuk kemiskinan dan
pengangguran.
2. Yang berasal dari faktor-faktor biologis,
antara lain meliputi penyakit jasmani dan cacat.
3. Yang berasal dari faktor-faktor psikologis,
seperti sakit saraf, jiwa, lemah ingatan, sukar
menyesuaikan diri, dan bunuh diri.
4. Yang berasal dari faktor-faktor kebudayaan,
seperti masalah-masalah umur tua, tidak
punya tempat kediaman, janda perceraian,
kejahatan dan kenakalan anak muda, serta
perselisihan-perselisihan agama, suku dan
ras.
Soekanto (1995) menegaskan bahwa masalah
sosial akan terjadi, apabila kenyataan yang dihadapi oleh warga masyarakat
berbeda dengan harapannya. Secara lebih lanjut dikatakan bahwa masalah sosial
menyangkut persoalan yang terjadi pada proses interaksi sosial.
Di dalam makalah ini, penulis akan membahas
lebih lanjut mengenai kemiskinan sebagai salah satu masalah sosial yang terjadi
di masyarakat. Karena sebagaimana kita ketahui, di Indonesia sendiri masalah
kemiskinan merupakan masalah yang sampai saat ini menjadi masalah yang berat
bagi Indonesia. Terlebih dalam posisi Indonesia sebagai negara berkemabang
dengan jumlah penduduk yang sangat majemuk.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi tentang kemiskinan yang merupakan salah satu dari
masalah sosial?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya kemiskinan?
3. Mangapa kemiskinan termasuk dalam kategori masalah sosial?
4. Apakah dampak yang ditimbulkan akibat kemiskinan?
5. Bagaimanakah cara untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa
mengerti tentang permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
atau Definisi Kemiskinan
Soekanto (1995:406) berpendapat bahwa kemiskinan diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan
taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut.
B. Penyebab
Terjadinya kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di
tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan
senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para
praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan
untuk menyibak tirai dan mungkin “misteri” mengenai kemiskinan ini.
Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan
masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus. Ini
bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama, melainkan pula
karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan bahkan kini gejalanya
semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi
oleh Bangsa Indonesia. Meskipun pembahasan kemiskinan pernah mengalami tahap
kejenuhan sejak pertengahan 1980-an, upaya pengentasan kemiskinan kini semakin
mendesak kembali untuk dikaji ulang. Beberapa alasan yang mendasari pendapat
ini antara lain adalah:
Pertama, konsep kemiskinan masih didominasi oleh perspektif tunggal,
yakni “kemiskinan pendapatan” atau “income-poverty” (Chambers, 1997).
Pendekatan ini banyak dikritik oleh para pakar ilmu sosial sebagai pendekatan
yang kurang bisa menggambarkan potret kemiskinan secara lengkap. Kemiskinan
seakan-akan hanyalah masalah ekonomi yang ditunjukkan oleh rendahnya pendapatan
seseorang atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kedua, jumlah orang miskin di Indonesia senantiasa menunjukkan angka
yang tinggi, baik secara absolut maupun relatif, di pedesaan maupun perkotaan.
Meskipun Indonesia pernah dicatat sebagai salah satu negara berkembang yang
sukses dalam mengentaskan kemiskinan, ternyata masalah kemiskinan kembali
menjadi isu sentral di Tanah Air karena bukan saja jumlahnya yang kembali
meningkat, melainkan dimensinya pun semakin kompleks seiring dengan menurunnya
kualitas hidup masyarakaat akibat terpaan krisis ekonomi sejak tahun 1997.
Ketiga, kemiskinan mempunyai dampak negatif yang bersifat menyebar
(multiplier effects) terhadap tatanan kemasyarakatan secara menyeluruh.
Berbagai peristiwa konflik di Tanah Air yang terjadi sepanjang krisis ekonomi
misalnya, menunjukkan bahwa ternyata persoalan kemiskinan bukanlah semata-mata
mempengaruhi ketahanan ekonomi yang ditampilkan oleh rendahnya daya beli
masyarakat, melainkan pula mempengaruhi ketahanan sosial masyarakat dan
ketahanan nasional.
Secara umum ada beberpa faktor yang menyebabkan terjadinya msalah
kemiskinan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya
tingkat pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal
ini karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan,
keterampilan yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan
dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi
kebutuhannya.
2. Kurangnya
kreativitas
individu
Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat
memiliki penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat
menggunakan sarana prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan
mendapatkan sumber penghasilan.
3. Tingkat
kelahiran yang tinggi
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar,
sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama kelamaan akan terkuras.
Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang
cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota
keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal ini
tampak sebagian besar di kota-kota besar.
4. Pengaruh
lingkungan hidup atau tempat tinggalnya
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada
di lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi
individu-individu dalam kelompok tersebut adalah individu-individu yang tidak
mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta
berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota kelompoknya
senantiasa malas untuk bekerja.
5. Keturunan
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah keadaannya.
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah keadaannya.
Hal-hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di
kota-kota besar yaitu antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa
datang ke kota, kebanyakan dari mereka bertujuan mencari pekerjaan. Namun
banyak juga dari mereka gagal mendapatkan pekerjaan, karena mereka tidak
memiliki keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekerja di kota.Dan juga
mereka tidak mempunyai sanak famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya
terkatung-katung tidak menentu, dan merekapun hidup di tempat yang tidak layak
dihuni. Dan menyebabkan tingkat kemiskinan di kota meningkat, karena mereka
tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat memenuhi segala
kebutuhannya.
Sadar bahwa isu kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa
aktual, pengkajian konsep kemiskinan merupakan upaya positif guna menghasilkan
pendekatan dan strategi yang tepat dalam menanggulangi masalah krusial yang
dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini.
C. Kemiskinan
sebagai Masalah Sosial
Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak
mrupakan maslah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang dengan sangat
pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan berkembangnya
perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkan tarf kehidupan tertentu sebagai
suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada
waktu itu individu sadarakan kedudukan ekonominya, sehingga mereka mampu untuk
mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah
sosial, apabila perbedaan kedudukan ekonomi para warga masyarakat ditentukan
secara tegas.
Pada masyarakat modern yang kompleks, kemiskinan menjadi masalah sosial
karena sikap membenci kemiskinan tersebut. Seseorang bukan merasa miskin karena
kurang makan, pakaian, dan perumahan. Namun karena harta miliknya dianggap
tidak cukup untuk memenuhi taraf hidupnya yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota
besar di Indonesia, seperti Jakarta. Seseorang dianggap miskin karena tidak
memiliki radio, televisi, atau mobil. Sehingga lama kelamaan benda-benda
sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi keadaan sosial ekonomi seseorang, yaitu
apakah dia miskin atau kaya. Dengan demikian, persoalannya mungkin menjadi
lain, yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang merata.
D. Dampak yang
Ditimbulkan Akibat Kemiskinan
Masalah kemiskinan yang terjadi akan menimbulkan dampak atau akibat yang
dapat terjadi yaitu meningkatnya tingkat kriminalitas. Kriminalitas disini yang
sering terjadi antara lain adalah pencurian, pencopetan, perampokan, dan
lain-lain. Alasan mereka melakukan hal itu adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, karena mereka tidak mempunyai penghasilan untuk mencukupi
kebutuhannya. Seseorang cenderung melakukan apa saja jika terdesak untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik itu dengan cara halal maupun tidak. Sehingga
tingkat kriminalitas di kota-kota besar meningkat.
Selain meningkatkan kriminalitas, kemiskinan juga dapat menyebabkan
tingkat kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) semakin rendah. Hal ini terjadi
karena masyarakat miskin cenderung kesulitan pula dalam memenuhi kebutuhan
makan mereka. Sehingga kandungan gizi yang ada pada makanan yang biasa
dikonsumsiny setiap hari kurang, atau bahkan sudah tidak layak konsumsi.
Akibatnya, kesehatan mereka terganggu dan tingkat kesehatannya semakin menurun.
Sementara tingkat SDM atau pendidikan yang
dimiliki oleh masyarakat miskin yang semakin menurun, dapat disebabkan karena
mereka sulit untuk bersekolah atau menyekolah anak mereka (sebagai orang tua),
sehingga pendidikan mereka pun tidak jauh berbeda dengan orang tua mereka.
Padahal pemerintah juga telah banyak menetapkan peraturan dan program-program
yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan agar masyarakat miskin masih
tetap bisa bersekolah atau menerima pendidikan hingga di Perguruan Tinggi
sekalipun. Namun mungkin semua itu tetap terjadi karena beberapa di antara
bantuan yang diberikan kepada masyarakat miskin tidak tepat sasaran
.
E. Cara
Mengatasi Masalah Kemiskinan
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, sebenarnya pemerintah telah berusaha
mengentaskan kemiskinan yang senantiasa terjadi, khususnya di Indonesia yang
termasuk negara berkembang. Namun masalah ini tak kunjung usai, masih saja
melanda sebagian besar masyarakat. Entah karena faktor masyarakat atau
individunya ataupun pemerintahnya. Namun sejauh penulis ketahui, kedua faktor
tersebut saling mempengaruhi. Masyarakat yang etos kerja dan kemauan untuk
lebih majunya rendah bahkan tidak ada, kebanyakan mempunyai sifat pemalas dan
hanya mau terima jadi tanpa mau berusaha. Untuk mengatasi masalah ini,
seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan
hanya memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga
memberi pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat
miskin, agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa
dipungut biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa
menggantungkan hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan
mampu melaksanakan program tersebut dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan
etos kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang
sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan
akan dapat berkurang bahkan hilang sama sekali.
Penyebab lain dari kemiskinan dapat pula terjadi khususnya di kota-kota
besar adalah karena jumlah penduduk yang sangat padat, sedangkan jumlah
lowongan pekerjaan yang sangat terbatas. Sehingga pemerintah dapat mengatasi
kepadatan penduduk tersebut dengan menggalakkan program urbanisasi. Sehingga
jumlah penduduk di setiap daerah dapat merata. Selain itu juga di daerah-daerah
tujuan urbanisasi harus disediakan fasilitas seperti adanya lowongan pekerjan
yang memadahi, sehingga nasib para masyarakat urban tidak sama seperti
sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Soekanto (1995:406) berpendapat bahwa kemiskinan diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan
taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut.
Kemiskinan dapat terjadi karena berbagai hal, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Rendahnya
tingkat pendidikan
2. Kurangnya
kreativitas individu
3. Tingkat
kelahiran yang tinggi
4. Pengaruh
lingkungan hidup atau tempat tinggal
5. Keturunan
Kemiskinan dapat mengakibatkan berbagai masalah lain, dengan kata lain
kemiskinan menimbulkan dampak yang diatranya adalah tingginya tingkat
kriminalitas, tingkat SDM atau pendidikan masyarakat miskin yang rendah, dan
semakin menurunnya tingkat kesehatan masyarakat miskin.
Masalah kemiskinan adalah masalah kita bersama. Sebagai masalah sosial,
kemiskinan harus segera diatasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi
masalah kemiskinan. Tidak hanya tanggung jawab pemerintah, masalah kemiskinana
juga tanggung jawab kita bersama. Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya
pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan hanya memberi
bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga memberi
pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat miskin,
agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa dipungut
biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa menggantungkan hidupnya
pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan mampu melaksanakan program
tersebut dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan etos kerja. Sehingga tujuan
utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama melanda sebagian
masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat berkurang bahkan
hilang sama sekali.
B. Saran
Dengan adanya kemiskinan, khususnya yang banyak dialami oleh negara
berkembang, termasuk Indonesia banyak aspek yang harus diperbaiki. Di dalam
pembahasan makalah ini, penulis telah memberi contoh cara untuk mengatasi
kemiskinan sebagai masalah sosial. Peran pemerintah sangatlah penting dalam
tujuan untuk mengatasi kemiskinan, namun upaya pemerintah tidaklah berarti
apabila tidak diimbangi oleh etos kerja masyarakat itu sendiri. Maka kerjasma
antara pemerintah dan masyarakat ataupun individu haruslah terjalin dengan
baik. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama
melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat
berkurang bahkan hilang sama sekali.
Selain itu, karena kemiskinan dapat menimbulkan masalah lain seperti
rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan, maka perintah juga harus segera
mengatasi masalah tersebut. Agar masyarakat miskin tidak merasa terus-terusan
sengasara. Dan diharapkan dengan adanya peningkatan kesehatan dan pendidikan,
masyarakat miskin mampu meningkatkan taraf hidupnya sendiri dan mampu bangkit
dari kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dyfitria.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment